Museum Sang Nila Utama di Pekanbaru, Riau, menyimpan ribuan artefak
kebudayaan Melayu yang bernilai sejarah tinggi. Namun, penyajian
informasi masih terbatas pada bentuk fisik dan papan keterangan,
sehingga akses terhadap detail artefak kurang maksimal. Untuk
mengatasi hal tersebut, dikembangkan model 3D artefak museum yang
diintegrasikan dengan aplikasi Augmented Reality (AR) berbasis
markerless. Penelitian ini menggunakan metode Rapid Application
Development (RAD) yang meliputi tahap perencanaan kebutuhan,
perancangan, pengembangan, dan implementasi. Proses pemodelan
dilakukan menggunakan blender serta pemindaian lidar untuk
memperoleh bentuk yang presisi. Model yang dihasilkan kemudian
dioptimalkan, diekspor ke format FBX, dan diintegrasikan ke unity
sebagai platform pengembangan AR. Pengujian dilakukan oleh Dinas
Kebudayaan Provinsi Riau, tim pengembang AR, dan pakar media
menggunakan skala Likert untuk menilai akurasi bentuk, kesesuaian
dengan concept art, serta kelayakan animasi. Hasil pengujian
menunjukkan model memenuhi standar akurasi dan kompatibilitas. Dinas
Kebudayaan memberikan akurasi 100%, tim pengembang AR menilai
94,19% sebelum refine dan 100% setelah refine, sedangkan pakar media
memberikan 98,24% sebelum refine dan 98,45% setelah refine.
Refinement mencakup perbaikan detail, penambahan animasi, dan
optimalisasi mesh. Dengan demikian, model 3D dinyatakan layak
digunakan sebagai media pendukung penyajian artefak museum secara
digital dan interaktif berbasis AR.