Dengan masifnya perkembangan Internet of Things (IoT) yang mendorong implementasi Wireless Sensor Network (WSN) dalam banyak sektor seperti pertanian, infrastruktur, dan industri. Pilihan teknologi yang biasa digunakan dalam WSN untuk mengirim data jarak jauh adalah LoRa (long range) karena penggunaan daya rendah. Namun salah satu tantangan adalah efisiensi dalam energi dan keandalan transmisi data. Penelitian ini merancang LoRa menggunakan Adaptive Data Rate (ADR) tanpa menggunakan LoRaWAN, yaitu solusi dengan mengoptimalkan parameter transmisi seperti Spreading Factor (SF) dan Transmit power (TP) sesuai dengan kondisi jaringan. Pengujian dilakukan dengan membandingkan tiga metode: SF minimum (SF7, TP2 dBm), SF maksimum (SF12, TP14 dBm), dan ADR. Hasil pengujian menunjukkan bahwa metode ADR mampu menjangkau hingga 1.500 meter dalam lingkungan perkebunan, mendekati performa SF maksimum namun dengan konsumsi daya lebih rendah. Delay rata-rata ADR adalah 128,62 ms, lebih baik dari SF12 (168,47 ms) dan sedikit lebih tinggi dari SF7 (92,82 ms), namun tetap berada dalam rentang andal. Pengujian konsumsi baterai menunjukkan sisa daya SF7 sebesar 50%, ADR sebesar 25%, dan SF12 habis (0%) dalam waktu 6 jam pengiriman. Berdasarkan data tersebut, ADR terbukti mampu menyeimbangkan efisiensi daya, jangkauan, dan keandalan transmisi data dalam skenario real-world point-to-point, serta menjawab permasalahan utama dalam penggunaan LoRa konvensional tanpa ADR.