Penentuan kematangan buah kelapa sawit secara konvensional masih mengandalkan pengamatan visual petani yang bersifat subjektif dan kurang konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan alat pendeteksi kematangan buah sawit berbasis Internet of Things (IoT) menggunakan sensor warna TCS3200, mikrokontroler Arduino R4 Wi-Fi, serta platform komunikasi Telegram. Permasalahan yang diangkat mencakup tingkat akurasi alat dalam mendeteksi warna buah sawit, kecepatan sistem dalam membaca dan mengirim data, serta efisiensi konsumsi dayanya di lapangan. Berdasarkan hasil pengujian selama tujuh hari dengan total 84 data, alat ini mampu mengklasifikasikan kematangan buah ke dalam empat kategori berdasarkan nilai Hue (HSV) dengan tingkat kecocokan lebih dari 95,2% terhadap pengamatan visual. Delay pembacaan sensor tercatat sebesar 3 detik, sementara pengiriman data ke Telegram berlangsung dalam waktu rata-rata 302 milidetik pada Arduino R4 Wi-Fi, sehingga total waktu respons sistem sekitar 3,3 detik. Konsumsi daya sistem berada pada kisaran 0,93 hingga 1,10 watt, memungkinkan alat dioperasikan menggunakan baterai portabel. Dengan hasil tersebut, alat ini dinyatakan efektif, akurat, dan efisien untuk membantu proses pemanenan buah sawit secara real-time di lingkungan kebun yang tidak memiliki sumber daya listrik tetap berdasakarn hasil kuesioner yang diisi oleh pengguna.