Perpustakaan berfungsi sebagai tempat penghimpunan berbagai sumber pengetahuan dalam bentuk cetak maupun digital. Suasananya seharusnya mendukung kegiatan belajar dan membaca, namun dalam kenyataannya sering terganggu oleh perilaku pengunjung yang kurang sesuai, seperti bermain gim yang menimbulkan kebisingan dan ketidaknyamanan. Oleh karena itu, dikembangkanlah sebuah alat pendeteksi kebisingan berbasis Internet of Things (IoT) yang diterapkan di Perpustakaan Wilayah Soeman HS Pekanbaru Riau. Alat ini memanfaatkan mikrokontroler Wemos D1 yang terhubung ke jaringan wifi melalui fitur wifi manager untuk memudahkan pengaturan lewat smartphone. Setelah tersambung, alat secara otomatis memantau suara di sekitarnya menggunakan sound sensor analog. Jika tingkat kebisingan melebihi ambang batas 55 dB, alat akan memberikan peringatan melalui speaker (voice alert) dan layar LCD (teks peringatan). Sensor suara ini memiliki selisih pengukuran sekitar 2,06 dB dibandingkan dengan alat Noise Level Meter. Rangkaian alat ini dirakit dalam boks berbahan kayu MDF untuk menjaga kualitas kejernihan suara yang dihasilkan. Selain mengeluarkan peringatan suara, alat juga mengirimkan notifikasi otomatis ke Telegram, di mana waktu pengiriman tergantung pada kecepatan jaringan yang digunakan. Di Perpustakaan Wilayah Soeman HS Pekanbaru Riau, jaringan wifi yang digunakan memiliki bandwidth sebesar 50 Mbps, sehingga waktu delay notifikasi tergantung dari seberapa banyak jumlah pengunjung perpustakaan, semakin banyak jumlah pengunjung perpustakaan , maka otomatis kecepatan jaringan semakin berkurang, ini penyebab dari lamanya delay pengiriman output notifikasi telegram.