Sepeda motor merupakan salah satu kendaraan bermotor yang menghasilkan panas signifikan saat mesin beroperasi. Penggunaan sepeda motor di Indonesia sangat luas, dengan banyak orang memiliki lebih dari satu unit dan menggunakannya sebagai alat transportasi utama. Namun, energi panas yang dihasilkan oleh mesin sering kali terbuang begitu saja tanpa dimanfaatkan. Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian terhadap Thermoelectric Cooler (TEC) untuk memanfaatkan energi panas tersebut dan mengonversinya menjadi listrik yang dapat digunakan untuk menggerakkan perangkat lain melalui Thermoelectric Generator (TEG). Berdasarkan pengujian, tegangan dan arus minimum yang diperlukan untuk menjalankan TEG adalah 3,61 volt dan 1,39 ampere, yang memerlukan perbedaan suhu minimal sebesar 142°C antara sisi panas dan sisi dingin TEC. Namun, dengan rata-rata suhu panas sebesar 126,61°C dan suhu dingin sebesar 1,2°C, perbedaan suhu yang dihasilkan hanya sebesar 125,41°C, tidak memenuhi syarat perbedaan suhu minimal yang dibutuhkan. Oleh karena itu, kondisi suhu di Indonesia membuat TEC kurang efisien untuk digunakan sebagai pembangkit listrik melalui TEG. Korelasi antara perbedaan suhu (ΔT) dengan tegangan (V) dan arus (I) masing-masing sebesar 0,816 dan 0,811, menunjukkan hubungan yang kuat antara variabel-variabel tersebut.