Salak merupakan salah satu tanaman asli Indonesia dan telah dikonsumsi
oleh masyarakat selama berabad-abad. Tidak hanya buahnya tapi biji
salak juga dapat di olah menjadi berbagai produk seperti kopi biji salak.
Pengolahan biji salak menjadi kopi melalui beberapa proses yang dimulai
dengan proses pencucian, penyangraian dan pengadukan, serta
penggilingan/penghancuran. Salah satu aspek krusial yang
mempengaruhi kualitas kopi biji salak terletak pada proses
penyangraiannya. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan
mengembangkan sistem pengendalian suhu yang efisien dalam proses
penyangraian biji salak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi
suhu penyangraian mempengaruhi warna biji salak, di mana suhu yang
lebih tinggi yaitu pada suhu 100°C menghasilkan warna yang lebih gelap
dibandingkan dengan suhu 60°C apabila menggunakan waktu yang sama.
Tetapi waktu juga mempengaruhi hasil penyangraian, dimana ketika
menggunakan waktu 120 menit dengan suhu 60°C menghasilkan biji kopi
yang lebih bagus dan bisa langsung masuk ke proses penggilingan. Error
pengontrolan suhu meningkat seiring dengan meningkatnya suhu
setpoint. Rentang error pada suhu maksimum bervariasi antara 0,57%
hingga 1,90%, sedangkan pada suhu minimum bervariasi antara 0,50%
hingga 4,50%.
Kata kunci: biji salak, kopi biji salak, penyangraian, suhu, warna,
setpoint