Dalam proses web server deployment yang dilakukan secara manual, dapat menimbulkan konfigurasi yang tidak konsisten pada setiap web server, terjadinya human error, dan kurang efisiensi dengan banyaknya waktu yang digunakan. Docker digunakan untuk membangun, mengemas, dan menjalankan aplikasi di dalam container. Kubernetes digunakan untuk mengelola, mengotomatiskan, dan menyebarluaskan aplikasi yang dikemas dalam container. Tidak jarang administrator server memiliki lebih dari satu server yang dikelolanya. Karena itu, diperlukannya otomatisasi deployment terhadap web server. Salah satu tools yang dapat membantu otomatisasi adalah Ansible. Ansible dapat membantu administrator server melakukan proses web server deployment. Berdasarkan hasil pengujian ketika dilakukan deploy, Docker lebih cepat dibandingkan Kubernetes karena Docker langsung menjalankan container sehingga web dapat segera diakses. Sementara itu, Kubernetes membutuhkan waktu tambahan setelah dilakukannya deploy karena Kubernetes harus melalui tahap "container creating" sebelum container berstatus "running". Saat dilakukannya Scale up maupun Scale down, tidak terjadinya gangguan ataupun downtime pada web server. Kubernetes memiliki proses scale up yang lebih cepat dibandingkan Docker. Hal ini disebabkan oleh infrastruktur Kubernetes yang lebih lengkap dan terintegrasi. Rata-rata waktu real yang dibutuhkan untuk melakukan deploy adalah 24,919 detik untuk Docker dan 31,895 detik untuk Kubernetes.