Sagu (Metroxylon sagu) merupakan tanaman palem penghasil pati halofitik dengan potensi besar untuk ketahanan pangan global, berkat rendemen pati yang tinggi. Namun, pemanfaatannya masih terbatas akibat metode pengolahan yang tradisional dan tidak efisien, terutama dalam proses pengeringan yang krusial untuk mengurangi kadar air dan memperpanjang masa simpan. Penelitian ini mengevaluasi kinerja rotary dryer, mesin pengering yang mengandalkan pemanasan melalui drum berputar dan sirip pengaduk, pada tiga suhu pengeringan: 80°C, 150°C, dan 200°C, untuk menentukan suhu optimal dalam pengeringan sagu. Hasil menunjukkan bahwa pada suhu 80°C, laju perpindahan panas konveksi adalah 116,76 watt, namun suhu ini tidak efektif dalam mengurangi kadar air secara cepat. Suhu 150°C, dengan laju perpindahan panas 140,49 watt, terbukti paling efisien, menghasilkan kadar air akhir 12,5%, yang mendekati standar optimal pengeringan. Sementara itu, suhu 200°C meningkatkan laju perpindahan panas hingga 192,69 watt, tetapi berdampak negatif pada kualitas sagu dan memerlukan energi lebih besar. Total energi yang dibutuhkan untuk suhu 150°C adalah 2.200,9 kJ, menjadikannya suhu yang paling efisien dalam penggunaan energi dan kualitas pengeringan. Penelitian ini mengidentifikasi suhu 150°C sebagai suhu optimal untuk pengeringan sagu menggunakan rotary dryer, dengan konsumsi bahan bakar 3 kg.