Pada umumnya penyortiran telur dilakukan secara manual oleh manusia yang membutuhkan tenaga kerja yang banyak serta membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga tidak efisien. Selain itu, kesalahan manusia (human error) yang cukup tinggi juga dapat mempengaruhi kualitas produksi suatu industri. UMKM Telur Bebek yang berada di Jalan H. Abd Karim, Balai Makam, Kec. Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau memiliki 1400 ekor bebek milik Bapak Damris. Setiap harinya UMKM tersebut melakukan penyortiran telur bebek hingga 30 papan atau 900 butir telur. Permasalahan yang terdapat pada UMKM tersebut dapat diatasi dengan alat penyortir telur bebek otomatis berdasarkan bobot. Alat penyortir telur bebek otomatis ini merupakan solusi permasalahan agar dapat meminimalisir kesalahan manusia (human error) serta efisiensi waktu. Alat penyortir ini menggunakan konveyor untuk membawa telur secara otomatis ke sensor load cell untuk ditimbang, dan motor servo sebagai pemilah telur berdasarkan bobot yang telah ditimbang oleh sensor load cell. Hasil telur yang disortir terbagi menjadi 3 klasifikasi bobot yaitu ringan, sedang, dan berat. Data bobot-bobot telur yang telah terukur akan masuk ke dalam microsoft excel dengan bantuan software PLX-DAQ. Alat penyortir telur bebek otomatis ini kurang efisien karena membutuhkan 79 detik lebih lama dalam menyortir menggunakan alat daripada secara manual dengan keakurasian bobot 98,36%.