Kondisi area persawahan yang dimiliki UPT Perbenihan Dinas TPH Riau jauh dari sumber listrik PLN, maka penambahan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan system off-grid sebagai pilihan untuk mengatasinya. Sistem PLTS ini terdiri dari beberapa komponen seperti solar sel, kontrol panel, dan tempat penyimpanan daya (baterai). SCC yang dirancang akan mengatur proses charge dan discharge penyimpanan baterai dengan tegangan pengecasan sebesar 13,9V. Proses pengecasan dipengaruhi oleh pembacaan arus dan tegangan menggunakan sensor INA 219 dan sensor tegangan DC. Kondisi discharge terjadi pada saat baterai penuh dengan arus <150 mA. Proses charge kembali akan terjadi pada saat tegangan <12V. Pada pengaplikasiannya, arus dari arah panel surya dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari. Dikatakan Smart PLTS karena perancangan SCC didukung oleh parameter pengaturan arus menuju beban pada waktu dan kondisi cuaca tertentu dengan menggunakan komponen RTC dan sensor hujan sebagai pengontrol daya agar lifetime baterai bertahan lebih lama. Pengujian dengan melakukan perbandingan antara system control panel yang dibuat sendiri dengan SCC yang terjual dipasaran. Penghematan daya minimal yang dihasilkan sebesar 24,85% saat kondisi tanpa hujan. Penghematan daya akan lebih besar tergantung durasi hujan yang terseteksi oleh sensor hujan yang akan memutus arus kearah beban. Rata-rata penghematan daya yang terjadi saat kondisi hujan sebesar 28,46%. Daya yang digunakan tergantung pada kondisi beban yang digunakan yaitu Alat Pengusiran Hama Burung. Penggunaan Buck Boost Converter zk-4kx untuk menghasilkan tegangan Output yang efisien digunakan untuk melakukan pengecasan terhadap baterai. Tegangan masukan yang bervariasi dapat dinaikkan atau diturunkan oleh Buck Boost Converter dengan keluaran yang stabil.
Kata kunci: Solar Charge Control (SCC), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Penghematan Daya.