Permasalahan di Kota Pekanbaru, adalah menyusutnya lahan pertanian karena beralih fungsi menjadi permukiman. Mayoritas tanah berupa rawa telah diubah menjadi perumahan, perkantoran, serta pusat bisnis. Akibatnya, lahan untuk bercocok tanam sayuran terbatas. Untuk mengatasinya, penulis menciptakan sistem aeroponik sebagai metode budi daya tanaman sayuran. Keunggulan aeroponik terletak pada efisiensi lahan hanya menggunakan pekarangan rumah. Sistem ini mengadopsi Internet of Things (IoT) untuk otomatisasi dan pengumpulan data sensor yang disimpan di cloud computing. Dengan data sensor, analisis data dilakukan untuk optimasi pertumbuhan tanaman. Hasil uji menunjukkan sensor di sistem aeroponik berfungsi baik. Kelembapan 90% menghasilkan pertumbuhan harian 0,3-1 cm. Suhu 30°C meningkatkan fotosintesis dan penyerapan nutrisi, sementara pH 6 mendukung pertumbuhan optimal. Akurasi sensor tinggi suhu DHT 11 99,26%, kelembapan DHT 11 99,60%, jarak Hcsr04 98,27%, dan pH 99,993%. Ini menunjukkan sensor aeroponik mendukung pertumbuhan tanaman optimal dengan kontrol lingkungan yang akurat.