Menurut WHO prevalensi stunting terbagi 4 yaitu : <20% (Rendah), 20-29% (Menengah), 30-39% (Tinggi), dan >=40% (Sangat Tinggi). Berdasarkan (Kementerian Kesehatan RI, 2021), pada tahun 2021 prevalensi stunting Balita Indonesia mencapai 24,4%. Artinya Indonesia masuk kedalam kategori menengah, menandakan bahwa banyak ibu yang belum begitu memahami penyebab dari stunting. Stunting merupakan kondisi dimana seorang balita mengalami tinggi badan yang lebih pendek dari usia umumnya yang disebabkan oleh masalah pada asupan gizi yang dikonsumsi selama dalam kandungan maupun masa balita. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Dokter Anak Ibu dr. Nolitriani,Sp.A, diketahui bahwa masih banyak para orang tua yang belum mengerti apa itu stunting dan bagaimana pencegahannya. Oleh karena itu diperlukan sosialisasi kepada masyarakat umum mengenai gejala stunting. Berdasarkan pengujian kepada dokter anak disimpulkan bahwa materi pada skenario, brainstorming, dan video hasil sudah sesuai dengan materi gejala stunting, pengujian hasil animasi 3D High Poly mendapatkan persentase sebesar 100% menyatakan sudah memenuhi syarat dari penggunaan teknik 3D high poly, persentase jawaban benar pada pretest-postest meningkat sebesar 17.6% menyatakan video yang telah ditampilkan dapat meningkatkan pemahaman kepada para penonton dan pengujian kepada responden didapatkan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 91,32% sangat setuju menyatakan video yang ditampilkan dapat menjadi media alternatif sosialisasi yang layak dan efektif.