Dari salah satu masalah yang dihadapi Indonesia terutama Kota Pekanbaru di bidang pertanian yaitu berkurangnya lahan akibat beralih fungsi menjadi pemukiman. Untuk itu diperlukan membudidaya Tanaman dan Ikan pada lahan yang sempit, salah satunya adalah akuaponik dengan metode menanam salada dan ikan nila sebagai nutrisi di aquarium dalam satu wadah. Pemberian pakan ikan otomatis dilakukan dua kali sehari setiap jam 08.00 dan jam 16.00 WIB. Akuaponik ini dirancang dengan monitoring pH air, TDS (Total Dissolved Solid), suhu serta pemberian pakan otomatis pada ikan dengan menerapkan IoT (internet of things) pada akuaponik. Sistem ini membutuhkan beberapa sensor dan komponen utama, di antaranya sensor pH meter, sensor TDS, dan motor servo. Sensor dan komponen tersebut terintegrasi dan akan di monitoring dari Telegram kapan saja selama terhubung ke internet melalui mikrokontroler NodeMCU ESP32 sehingga memudahkan untuk memonitoring. Hasil dari pengujian ini menggunakan 8 sayur selada dan 5 ikan nila. Pengujian sistem akuaponik ini diuji didalam ruangan. Untuk perbandingan keakurasian dari Sensor DHT11 dan thermometer digital, Sensor pH air dan kertas pH air, Sensor TDS dan TDS meter sudah berjalan baik dengan nilai diatas 90% keatas. Menggunakan stepdown untuk mengurangi tegangan dari power supply dengan speksifikasi 12V 5A INPUT AC dan OUTPUT DC. Pada pompa air ini tidak ada pengontrolan apapun, melainkan hanya langsung dari sumber listrik. Motor Servo sebagai pemberi pakan ikan otomatis berjalan dengan baik, jika servo terbuka, servo berputar 70° selama 0,5 detik dan memberi notif pesan ke bot telegram. Untuk bot aplikasi telegram ini diberikan nama “Akuaponik Bot” yang mana command /start untuk memulai dan bot akan merespon, memberikan pilihan seperti (/statusSuhu, /statusKelembapan, /statuspH, /statusTDS).